PTK - meningkatkan hasil belajar melalui metode eksperimen
Kali ini admin Ptksuper akan membagikan kepada anda semua salah satu PTK sebagai bahan penilaian angka kredit dengan file lengkap tidak hanya sampelnya saja. jika ingin file PTK dengan metode eksperimen ini silahkan unduh bagian bawah.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keterampilan proses merupakan salah satu pendekatan yang menekankan pada
fakta dan pendekatan konsep. Keterampilan proses yang digunakan dalam
pembelajaran IPA, didasarkan pada serangkaian langkah-langkah kegiatan yang
ditempuh oleh para ilmuwan untuk mendapatkan atau menguji pengetahuan yang
dapat berupa konsep atau prinsip. Keterampilan proses IPA terdiri dari berbagai
macam kegiatan seperti mengobservasi, mengukur, mengelompokkan, dan
membandingkan.
Dalam pelajaran IPA di sekolah hendaknya kepada siswa ditanamkan tentang
pentingnya mengetahui 4 hal mendasar yaitu: 1) Pengetahuan yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan mendasar siswa yang meliputi pemenuhan akan
kebutuhan makanan antara lain
karbohidrat, protein, lemak, dan sebagainya; 2) Pengetahuan yang berhubungan
dengan ilmu-ilmu dasar yang harus mereka kuasai; 3) Pengetahuan untuk persiapan
karier berupa pengetahuan yang berguna bagi mereka kelak setelah menyelesaikan
studinya; dan 4) Kepekaan terhadap kehidupan sosial dari lingkungan mereka
berada. Menurut Hartinawati (dalam Nono Sutarno,(2008:936).
Pelajaran IPA adalah pelajaran yang sangat berguna untuk memahami alam
sekitar, hewan, tumbuhan, dan diri sendiri. Pelajaran IPA atau yang sekarang
sering disebut Sains merupakan suatu cara mencari tahu tentang alam,
bumi, dan angkasa secara ilmiah.
Dengan mempelajari IPA/Sains diharapkan siswa dapat melakukan kegiatan
sehari-hari sesuai konsep Sains.
1.
Identifikasi Masalah
Pelajaran IPA adalah pelajaran yang sangat berguna bagi siswa untuk
memahami alam sekitar, hewan, tumbuhan, dan diri sendiri. Pelajaran IPA atau
yang sekarang sering disebut sains merupakan suatu cara mencari tahu tentang
alam, bumi, dan angkasa secara ilmiah. Dengan mempelajari IPA/Sains diharapkan
siswa dapat melakukan kegiatan sehari-hari sesuai konsep sains. Proses
pembelajaran IPA dinilai berhasil apabila telah memenuhi KKM.
Dalam proses pembelajaran IPA kelas V, khususnya tentang materi
mengelompokan benda-benda bersifat magnetis dan non magnetis didapatkan hasil
yang kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes yang dicapai oleh
siswa, dari 22 siswa hanya 6 siswa atau 27% yang mendapat nilai 65 ke atas
sedangkan 16 siswa yang lainnya atau 73% belum menguasai materi yang
disampaikan oleh guru. Melihat masih banyaknya siswa yang belum memahami
tentang materi membandingkan sifat-sifat benda, maka penulis melakukan refleksi
diri untuk mengetahui penyebab-penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran
tersebut.
Dari hasil refleksi yang penulis lakukan, penulis berhasil
mengidentifikasi masalah sebagai berikut: banyak siswa yang tidak mendengarkan
penjelasan dari guru, banyak siswa yang ramai bicara sendiri, banyak siswa yang
tidak menjawab saat diberi pertanyaan oleh guru, banyak siswa yang merasa bosan
dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah, dan banyak siswa yang
tidak mau mengerjakan tugas dari guru.
Pada saat guru mengajar banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan
dari guru. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang berbicara sendiri pada
saat guru menjelaskan materi, bahkan banyak pula siswa yang bermain sendiri
atau mengganggu temannya. Hal ini karena guru hanya menjelaskan saja tanpa
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.
Ketika guru memberi pertanyaan pada siswa, banyak siswa yang tidak
menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini karena siswa tidak mendengarkan sehingga
siswa tidak bisa menjawab dan diam saja pada saat diberi pertanyaaan oleh guru.
Ada beberapa anak yang mau menjawab pertanyaan dari guru, tetapi ternyata
jawabannya tidak tepat seperti yang dimaksudkan oleh guru.
Dalam proses pembelajaran, pada saat guru memberi latihan soal banyak
siswa yang malas mengerjakan. Hal ini disebabkan karena pada saat guru mengajar
siswa tidak mendengarkan sehingga siswa merasa kesulitan mengerjakan soal-soal
dari guru.
Berdasarkan indentifikasi masalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa
masalah yang mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran adalah banyak siswa
yang tidak mendengarkan penjelasan dari guru, banyak siswa yang ramai ngobrol
sendiri, banyak siswa yang tidak menjawab saat diberi pertanyaan oleh guru,
banyak siswa yang merasa bosan dengan pembelajaran yang selalu menggunakan
merode ceramah, serta banyak siswa yang tidak mau mengerjakan tugas dari guru.
2.
Analisis Masalah
Dari hasil refleksi terhadap proses pembelajaran IPA dengan materi
mengelompokan benda-benda bersifat magnetis dan non magnetis, penulis menemukan
masalah-masalah penyebab kurang berhasilnya proses pembelajaran.
Masalah-masalah tersebut antara lain: guru tidak menggunakan alat peraga, guru
dalam membahas materi terlalu cepat, guru kurang terampil memvariasikan metode,
pembelajaran selalu klasikal, dan guru tidak pernah memberi PR.
Dari hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran, penulis menyadari
bahwa dalam mengajar guru tidak pernah menggunakan alat peraga dan guru hanya
menjelaskan secara klasikal. Model pembelajaran yang seperti inilah yang
membuat siswa menjadi bosan. Sebenarnya pengajaran akan lebih menarik bila
siswa gembira belajar atau senang karena merasa tertarik dan mengerti pelajaran
yang diterimanya. Hal ini dapat terwujud apabila dalam pelaksanaannya guru
menggunakan media atau alat peraga untuk memperjelas pemahaman siswa.
Dalam mengajar guru kurang
terampil memvariasikan metode. Dari hasil refleksi guru menyadari bahwa dalam
proses pembelajaran IPA khususnya tentang materi mengelompokan benda-benda
bersifat magnetis dan non magnetis, guru hanya menggunakan satu metode saja
yaitu ceramah. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik untuk mendengarkan
penjelasan dari guru, sehingga pada saat guru memberi pertanyaan banyak siswa
yang diam dan tidak bisa menjawab.
Dari hasil refleksi guru menyadari bahwa guru jarang sekali atau bahkan
tidak pernah memberi PR mata pelajaran IPA. Hal ini menyebabkan siswa menjadi
malas belajar di rumah karena tidak ada tugas yang harus dikerjakan.
Dari masalah-masalah tersebut, penulis membatasi masalah yang
ditindaklanjuti yaitu masalah guru tidak pernah menggunakan alat peraga atau
media pengajaran. Alasan penulis memilih masalah alat peraga, karena masalah
alat peraga yang penulis anggap paling mempengaruhi keberhasilan dalam proses
pembelajaran, sehingga dengan menggunakan alat peraga diharapkan dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap sifat benda magnetis dan sifat benda non
magnetis dan akhirnya dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan.
Media pengajaran adalah alat pengajaran sebagai perantara untuk
menyampaikan bahan-bahan instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga
memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran.
Media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk
lebih memahami konsep, prinsip, sikap dan keterampilan tertentu dengan
menggunakan media yang paling tepat.
2. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan
bervariasi sehingga lebih merangsang minat peserta didik untuk belajar.
3. Menciptakan situasi dan pengalaman belajar yang
tidak mudah dilupakan peserta didik.
Melihat sangat besarnya peran media
pengajaran dalam proses pembelajaran, hendaknya guru menggunakan media
khususnya alat peraga benda-benda nyata untuk membantu pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan oleh guru.
B.
Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah di
atas, masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Apakah
metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa tentang mengelompokkan benda magnetis dan non
magnetis?
2.
Apakah
media benda nyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang mengelompokkan
benda magnetis dan non magnetis?
3.
Apakah
metode eksperimen dan media benda nyata dapat meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa tentang
mengelompokkan benda magnetis dan non magnetis?
A.
Cara Pemecahan Masalah
Dari rumusan permasalahan diatas, cara pemecahan
masalah yang dilakasanakan adalah dengan menggunakan metode eksperimen yang
melibatakan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan media benda nyata
yang dipergunakan untuk eksperimen siswa. Siswa dilibatkan dalam proses
pembelajaran untuk aktif menemukan sendiri. Dari hasil eksperimenya siswa akan
lebih menguasai materinya dan ilmu yang didapat akan lebih tahan lama
melekat pada pikiran siswa. Tugas rumah
diberikan kepada siswa untuk meningkatkan kemampuan dalam menambah wawasan
pemahaman materi.
Dengan demikian media benda nyata yang
disetai dengan eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas
belajar siswa.
B.
Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas yang disampaikan peneliti mempunyai tujuan
dan
arah yang jelas sebagai berikut.
1.
Tujuan umum
a. Untuk meningkatkan prestasi belajar IPA di SD Negeri 01 Jagung.
b. Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di SD
Negeri 01 Jagung.
c. Untuk meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPA di SD Negeri 01
Jagung.
2.
Tujuan khusus
a. Untuk meningkatkan aktivitas
belajar IPA melalui metode eksperimen di
SD Negeri 01 Jagung.
b. Untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa melalui media benda nyata dalam
pembelajaran IPA di SD Negeri 01 Jagung.
c. Untuk meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa melalui metode eksperimen dan media benda nyata dalam
pembelajaran IPA di SD Negeri 01
Jagung.
C.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar siswa terhadap pembelajaran IPA
sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang mengelompokkan benda
magnetis dan non magnetis.
b. Bagi Guru
1. Dapat dimanfaatkan oleh guru
untuk memperbaiki pembelajaran dan
meningkatkan kualitas
pembelajaran yang dikelolanya.
2. Dapat dimanfaatkan oleh guru
untuk mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan melalui
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan.
3. Membantu guru untuk berkembang secara
profesional dan membuat
guru lebih percaya diri dengan penelitian yang
dilaksanakan.
c. Bagi sekolah
1. Dapat memberi sumbangan yang positif terhadap
kemajuan sekolah melalui peningkatan kemampuan guru dalam
perbaikan proses dan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk mengembangkan strategi
pembelajaran khususnya penerapan penggunaan media benda nyata dengan metode
eksperimen pada siswa kelas V di SD Negeri 01 Jagung.
2. Cover PTK disini