PTK RME LENGKAP
Bapak ibu guru maupun adik adik mahasiswa yang sekarang sedang mencari sumber referensi pembuatan PTK yang lengkap, maka disinilah tempatnya. kali ini admin ptksuper lengkap akan berbagi file tentukan format word dan exel sehingga mudah untuk digunakan. PTK yang kami bagikan adalah PTK dengan model pembelajaran RME yang sudah pernah diajukan sebagai bahan penilaian angka kredit kenaikan tingkat guru dan berdasarkan penilaian dari tim penilai angka kredit PTK tersebut masuk dalam kategori layak di nilai.
Layak tidaknya karya tulis ilmiah mendapatkan nilai angka kredit mengacu pada buku 4 dan 5, bapak ibu dapat melihat dan mendownload buku 4 dan 5 pedoman angka kredit pada blog ini. Sebagai gambaran yang paling penting berdasarkan pengalaman, PTK yang lolos dari tim penilai PTK adalah PTK yang original atau asli buatan sendiri, kelengkapan instrumen, sikronisasi antar bagian satu dengan yang lain, dan inovasi yang ditawarkan.
Berawal dari pengalaman buruk ketika saya mengajukan PTK tahun 2015 dan PTK tersebut dinyatakan tidak lolos karena tidak asli. Padahal PTK tersebut asli buatan sendiri akan tetapi ternyata setelah saya baca-baca masalahnya terletak pada Tahun tahun yang tercantum dalam PTK harus sesuai dengan tahun tahun pada daftar pustaka. Selain itu ingat bahwa tim penilai mempunya standar pedoman penilaian, berarti kita juga harus membuat PTK dengan skema atau format yang sama persis, jika di luar itu maka dipastika PTK kita akan ditolak tim penilai..hee. Maka dari itu kemudian langkah saya adalah mencari sumber atau teman yang mengajukan PTK dan lolos oleh tim penilai, dibawah ini yang perlu kita pelajari dengan seksama PTK hasil buruan saya.
baiklah langsung saja unduh file dibawah ini
jika ingin melihat contoh abstraknya lihat dibawah ini
ABSTRAK
Matematika merupakan mata
pelajaran yang menitikberatkan pada
kemampuan Abstrak, atau kompetensi daya nalar. Kak masih rendenyataan di lapangan rata-rata
siswa kemampuan memahami materi abstrak masih rendah, hal ini dibuktikan
dengan hasil belajar siswa di kelas IX-E sebelum penerapan model pembelajaran
RME masih rendah yaitu 38,2% siswa yang hasil belajarnya
mencapai di atas KKM..
Untuk mengubah
pandangan tersebut diperlukan suatu cara yang bisa membuat siswa tertarik untuk
mempelajari matematika. Belajar merupakan proses yang membuat seseorang
mengalami perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan maupun sikap sebagai hasil
dari pengalaman yang diperolehnya,. Pembelajaran matematika harus dapat dikemas
dalam bentuk yang menyenangkan dan melibatkan semua siswa secara aktif,
sehingga siswa memperoleh sendiri pengetahuan yang harus dimilikinya.
Penelitian ini
dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri atas tahap
Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, Refleksi. Sedangkan pendekatan pembelajaran
dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Realistics Mathematic Education (RME). Kriteria
keberhasilan penelitian tindakan ini penulis tentukan sebagai berikut:
Siswa
dinyatakan berhasil dalam pembelajaran yang peneliti lakukan jika: (1) Nilai
hasil test mencapai ≥ 75 (KKM=75), (2) Nilai
afektif dari hasil observasi terhadap proses pembelajaran mencapai ≥ 13,
Dari hasil
peneleitian diperoleh gambaran, siswa memperoleh nilai
hasil tes tulis ≥ 75
pada siklus I sebanyak 25 siswa (73,5 %), siklus II sebanyak 31 siswa (91,2 %) .Dari hasil observasi diperoleh
gambaran adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu pada
siklus 1 siswayang aktif dan sangat aktif sebanyak 10 siswa (9,41 %), siklus
II sebanyak 18 siswa (52,94 %) .
Dengan demikian pembelajaran
materi bangun ruang sisi
lengkung dengan penerapan model pembelajaran RME dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IX-E SMP
Negeri 1 Karangrayung dengan
meningkatnya hasil belajar dari siklus I sampai dengan. siklus II hasilnya
meningkat secara signifikan dengan kata lain anak yang mengalami kesulitan
belajar berkurang, sedangkan dari hasil observasi yang diperoleh peningkatan
aktivitas, siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran serta mampu memacu siswa untuk belajar
mengkonstruksi sendiri materi pelajaran yang sedang dipelajari dan bila
mengalami kesulitan siswa dibantu teman sekelompoknya yang terlebih dahulu
memahami materi yang dipelajari dan bila dalam suatu kelompopk tidak ada yang
bisa menyelesaikan kesulitan yang dihadapi langsung bertanya pada guru.