-->

Download PTK lengkap SD kelas 5

Download PTK lengkap SD kelas 5


Kali ini admin ptksuper.blogspot.com akan berbagi kepada bapak ibu guru yang ingin mengajukan karya tulis ilmiah berupa PTK sebagai bahan penilaian PAK sub unsur PKB.

Kita tahu bahwa pada masa sekarang ini sangat sulit sekali guru naik tingkat dikarenakan adanya kewajiban untuk memenuhi Unsur minimal pendidikan, Penilaian keprofesian berkelanjutan dan unsur penunjang. Yang paling banyak dikeluhkan adalah wajibnya lolos nilai minimal PKB dari unsur pengembangan diri, karya ilmiah popular dan karya inovatif terutama Karya tulis ilmiah seperti pembuatan PTK.

Tanpa mengecilkan kawan-kawan guru SD , kita tahu bahwa pembuatan PTK memang menjadi hal yang dianggap sulit karena keterbatasan kemampuan IT, keterbatasan pengetahuan tentang PTK dan karakteristiknya dan masih banyak lagi. Untuk itu kami sebagai sesama praktisi pendidikan ingin sekali menshare contoh  PTK untuk SD kelas 5.

Bapak ibu yang ingin mendapatkan file lengkapnya bisa unduh di bawah review berikut.


 
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketrampilan menulis (writing skills) merupakan  salah satu dari empat ketrampilan dalam Bahasa Indonesia yang termasuk dalam ketrampilan yang bersifat aktif produktif. Dalam pelaksanaannya ke empat  ketrampilan tersebut tidak dapat berdiri sendiri- sendiri, yang artinya ke empat ketrampilan tersebut saling bersinergi.  Baik menulis dengan membaca, menulis dengan berbicara, menulis dengan menyimak dan sebaliknya. Seperti dalam Tarigan (1984:1)
“Setiap ketrampilan itu erat sekali berhubungan dengan tiga ketrampilan lainnya dengan cara beraneka ragam”.
Menulis yang dapat diartikan suatu kegiatan menyampaikan pesan  (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya, selain sebagai alat komunikasi menulis mempunyai beberapa manfaat seperti dikatakan Santoso (2007:1.4) sebagai berikut :”peningkatan kecerdasan, pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas, penumbuhan keberanian, pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
1
 
Bagaiamana dengan menulis karya sastra? Sebelum sampai pada hal tersebut, terlebih dahulu kita kenali bentuk- bentuk sastra dalam bahasa Indonesia. Antara lain  bentuk prosa fiksi, puisi dan drama. Ketiga bentuk sastra itu dibedakan dalam hal bentuk tulisan. Kalau prosa ditulis dalam bentuk alinea, puisi ditulis dalam bentuk bait, dan drama ditulis dalam bentuk dialog. Persamaan ketiganya merupakan tulisan yang bersifat fiktif.
Kegiatan menulis sastra bisa dimulai dengan kegemaran membaca karya – karya sastra yang banyak ditemukan di koran, majalah, dan buku – buku. Kita kenali dan nikmati alur cerita, lalu kita bayangkan kembali. Kita kenali, nikmati, dan apresiasi diksi dalam puisi, kemudian kita olah dalam benak. Setelah dirasa cukup akrab dengan bentuk cerita dan puisi, bisakah kita membuat puisi dari cerita yang kita baca tersebut.
Masalah yang kemudian sering muncul adalah apakah kebiasaan membaca telah tumbuh di kalangan siswa kita karena kita amati para generasi seusia siswa Sekolah Dasar atau SMP lebih banyak duduk di depan televisi dari pada membaca. Begitu pula minat membaca karya sastra terlihat masih kurang berdasarkan pengamatan peneliti. Bagaimana mereka bisa menulis, apabila membacanya kurang? Dari hasil pengamatan, ternyata menulis adalah pelajaran yang kurang diminati oleh siswa terbukti dari nilai mengarang sangat rendah. Seperti apa yang terjadi  pada siswa kelas V  SD N Pilangsari 1 , Ngrampal dimana ketika siswa diuji coba dengan diberi tugas menulis puisi dengan  tema “Pahlawan”, dari 25 siswa kelas V  hanya bebererapa siswa yang selesai menulisnya, dan itupun belum sesuai harapan kita ( belum memenuhi KKM yang telah ditentukan/ nilai 70 ), hanya 58,1  rata – rata nilai yang didapat dengan  36 % siswa yang tuntas dalam kompetensi dasar menulis puisi. Namun  kenyataan,  hal tersebut juga terjadi
Dari hasil diskusi guru, teman sejawat dan kepala sekolah dapat disimpulkan bahwa ketrampilan  menulis puisi siswa kelas V  belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) disebabkan sebagian besar siswa merasa kesulitan menulis puisi  yang disebabkan  model pembelajaran yang dipergunakan guru kurang tepat  sehingga menulis puisi menjadi hal yang sulit  dan membosankan siswa.
Pembelajaran puisi dilakukan dengan hanya diberi contoh dengan sedikit ceramah dari guru, yang selanjutnya siswa diberi tugas menulis puisi  tanpa bimbingan maupun kontrol dari guru.  Hal ini selaras dengan yang dikatan oleh Lie (2003:3) menyatakan:
Paradigma lama adalah guru memberikan pengetahuan kepada si siswa yang pasif. Dalam konteks pendidikan tinggi, paradigma lama ini juga berarti jika seseorang mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam suatu bidang, dia pasti dapat mengajar. Dia tidak perlu tahu proses belajar mengajar yang tepat. Dia hanya perlu menuangkan apa yang diketahuinya ke dalam botol kosong yang siap menerimanya. Banyak guru menganggap bahwa paradigma lama ini sebagai satu-satunya alternatif. Mereka mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan siswa Datang, Duduk, Dengar, Catat dan Hafal (3 DCH) serta mengadu siswa satu dengan yang lain.

Juga dikatakan  Polio(1984) dalam Silberman (2006:24) ” Sebuah penelitian menunjukkan bahwa perkuliahan bergaya-ceramah, mahasiswa kurang menaruh perhatian selama 40 persen  dari seluruh waktu kuliah. Sedangkan Mc Keachie (1986) dalam Silberman(2006:24) mengatakan ” Mahasiswa dapat mengingat 70 persen dalam sepuluh menit pertama kuliah, sedangkan dalam menit terakhir mereka hanya dapat mengingat 20 persen materi kuliah ”.  Dari pendapat di atas betapa pentingnya pembelajaran yang banyak melibatkan siswa secara langsung .
Padahal kita ketahui bersama ketrampilan menulis pada khususnya dan mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang di AUSBN kan, yang secara langsung menjadi salah satu penentu kelulusan siswa. Untuk itu prestasi belajar ketrampilan menulis puisi sangat perlu ditingkatkan agar dikelak kemudian dapat memberi sumbangan pada nilai bahasa Indonesia pada khususnya dan  dapat memberikan bekal mengapresiasikan puisi pada siswa.
Memperhatikan pentingnya ketrampilan menulis  sebagai keberhasilan berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dan kondisi pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri Pilangsari 1 pada khususnya dan di SD–SD pada  umumnya,  guna  meningkatkan  prestasi belajar menulis puisi siswa kelas V SDN Pilangsari 1,  penulis menawarkan suatu model pembelajaran  selain melatih siswa bekerjasama dengan temannya  juga  melatih siswa menulis puisi dengan  langkah – langkah yang mudah dimengerti siswa, sehingga menulis puisi menjadi mudah dan siswa menyenangi menulis puisi. Pemilihan model pembelajaran   tersebut  selaras dengan apa yang dikatakan Lie (2003:5):
        Teori, penelitian dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar membuktikan bahwa para guru dan dosen sudah harus mengubah paradigma pengajaran. Pendidik perlu  menyususn dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan beberapa pokok pemikiran sebagai berikut :Pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa, siswa membangun pengetahuan secara aktif, pengajar perlu berusaha mengembangkan kopetensi dan pengetahuan siswa. Pendidikan adalah interaksi pribadi di antara siswa dan interaksi antara guru dan siswa.

Dengan Pembelajaran kooperatif yang dipadu dengan model REOG akronim dari (Rasionalisasikan, Ekspresikan, Organisasikan, dan Gayakan) selain siswa bekerja sama dengan temannya, saling tanggungjawab, tercipta peer teaching, komunikasi multi arah juga siswa dibimbing untuk merasionalkan  ide dan pikirannya dengan membuka kesadaran akan pentingnya pentingnya materi ini dalam praktik komunikasi, dari ide dan pikiran dibimbing siswa untuk mengekspresikan dalam tulisan, selanjutnya dri hasil ekspresi di organisasikan dengan mengelompokkan dan memilih yang erat hubungannya dengan tema/ ide, dan terakhir digayakan artinya diberi sentuhan – sentuhan estetik ketrampilan menulis puisi akan lebih mudah dan prestasi belajar siswa meningkat.
Selain menggunakan pendekatan yang tepat, keberhasilan suatu pembelajaran tidak terlepas dari pengaruh beberapa faktor, baik faktor instrinsik maupun faktor ekstrinsik. Hasil belajar siswa akan semakin meningkat apabila guru mampu menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat, salah satunya pendekatan pembelajaran kooperatif.  Lie (2003:16) mengemukakan :
Pendekatan pembelajaran kooperatif berusaha memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu mengaktifkan skemata agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa bekerjasama dengan sesamanya dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan Keterampilan berkomunikasi.

Ibrahim (2000:16) mengemukakan “hasil penelitian menunjukkan bahwa tehnik-tehnik pembelajaran kooperatif lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman individual atau kompetitif”
Dengan pembelajaran kooperatif tidak akan lagi kita temui seperti dalam Dimyati (1999:136) mengemukakan :
Siswa belajar sesuatu bukan karena hal yang dipelajari menarik atau menyenangkan baginya tetapi siswa belajar hanya ingin menghindari diri dari ketidaksenangan bila tidak belajar dan sering timbul tindakan yang mengkondisikan adanya ancaman tidak naik kelas, nilai rendah, hubungan dan lain sebagainya. Keadaan tersebut adalah kenyataan yang sering kali terwujud dalam realitasnya di sekolah.

Berdasarkan uraian di atas keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan guru, sangatlah tergantung pada kecakapan dan kemampuan guru untuk menggunakan pendekatan yang tepat. Oleh karena itu rendahnya keterampilan menulis puisi siswa kelas V di SD Pilangsari 1 disebabkan kurang tepatnya guru dalam memilih pendekatan pembelajaran.
Penelitian ini berfokus pada permasalahan tentang penerapan pembelajaran kooperatif yang dipadu dengan pembelajaran menulis puisi model REOG  untuk meningkatkan keterampilan menulis  puisi siswa kelas V di SD N  Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010. Untuk memperoleh  hasil penelitian dengan mengamati kegiatan guru dalam menciptakan kondisi aktif selama pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa dengan instrumen pengamatan.
Berdasarkan latar belakang, indentifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut maka dipandang perlu ada penelitian dengan judul MEMADUKAN  PEMBELAJARAN KOOPERATIF  DENGAN PENDEKATAN  PEMBELAJARAN REOG  UNTUK MENINGKATKAN  KETRAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V SDN PILANGSARI 1 KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah : “Apakah dengan  penerapan pembejaran kooperatif  yang dipadu dengan  pendekatan REOG dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi  siswa kelas V  SD Negeri Pilangsari 1, Ngrampal,  Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010?”.
C.  Tujuan Penelitian
1.  Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan keterampilan menulis Puisi  siswa kelas V  dan kemampuan guru dalam pelaksanaannya di SD Negeri Pilangsari 1, Ngrampal,  Kabupaten Sragen.
2.  Tujuan Khusus
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran kooperatif yang dipadu dengan pembelajaran model REOG  sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis Puisi  siswa kelas V   SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen. Pencapaian tujuan di atas ditunjukkan dengan indikator sebagai berikut :
     a.  Sekurang-kurangnya 75 % siswa mendapat nilai keterampilan menulis Puisi  ≥ 70 (Tujuh Puluh).
     b.  Sekurang-kurangnya 75 %  nilai rata – rata kelas keterampilan menulis Puisi  dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ≥ 70 (Tujuh Puluh).
D. Manfaat Penelitian
1.  Manfaat Teoritis
     a.  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, manfaat pada kualitas pembelajaran keterampilan menulis puisi  siswa kelas V   SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen secara nyata, sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa indikator utama yaitu pada akhir peneltian ini sebagian besar siswa kelas V  SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen memperoleh nilai keterampilan menulis puisi  pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam kategori baik, makin banyak siswa yang berminat belajar keterampilan menulis puisi  
     b.  Memperbaiki pendekatan pembelajaran kooperatif  dan pembelajaran menulis model REOG pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah ada secara lebih menarik, merangsang kreatifitas dan menambah motivasi bagi siswa.
     c.  Memperkaya kasanah pendidikan yang berhubungan dengan proses kegiatan pembelajaran  Bahasa Indonesia di sekolah.
2.   Manfaat Praktis
Penelitian tindakan kelas ini memberikan manfaat pada :
a.   Murid, yaitu meningkatkan nilai kreatifitas motivasi belajar khususnya keterampilan  menulis puisi  dan mata pelajaran yang lain, kedisiplinan dan tanggung jawab.
b.   Guru, dengan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini, guru dapat mengetahui variasi dari beberapa model pembelajaran, menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran dikelasnya, meningkatkan kinerja yang lebih profesional dan penuh inovasi serta memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
c.   Sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bermanfaat baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia pada khususnya dan pelajaran lain, beserta sekolah lain pada umumnya.

FILE LENGKAP UNDUH DI SINI
LihatTutupKomentar