PENGEMBANGAN PROFESI GURU
BERKELANJUTAN
MELALUI KARYA TULIS ILMIAH
A. Pendahuluan
Karya tulis ilmiah memiliki peran strategis dan penting dalam upaya
pengembangan profesi berkelanjutan guru hal ini semata-mata
agar guru senantiasa berusaha mengembangkan keilmuan yang berupa karya tulis ilmiah
baik dalam bentuk laporan hasil penelitian atau pengembangan yang lain. Hal ini dalam rangka memenuhi tuntutan guru
yang profesional. Sebagaimana diketahui bahwa karya
pengembangan profesi merupakan salahsatu butir penting bagi guru dalam meraih
kenaikan pangkat terutama IIIb ke atas, sesuai Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara terbaru tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan. Disamping itu, selaras dengan
kebijakan sertifikasi guru karya pengembangan profesi juga merupakan salahsatu butir
penting penentu keberhasilan guru dalam meraih sertifikat.
Karya tulis ilmiah adalah laporan tertulis tentang (hasil)
suatu kegiatan ilmiah. Kegiatan
imiah yang dimaksud adalah kegiatan keilmuan yang tentunya yang dimaksud sesuai
dengan bidang pekerjaannya yaitu bidang pendidikan. Definisi yang lebih kompleks dapat dikemukakan
bahwa karya tulis ilmiah merupakan suatu tulisan yang membahas suatu masalah
berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu
penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang
didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah yang logis dan empiris.
Karya tulis ilmiah dapat dipilah dalam dua
kelompok yaitu: (a) karya tulis ilmiah yang merupakan laporan hasil
pengkajian/penelitian, dan (b) karya tulis ilmiah yang berupa tinjauan/ulasan/
gagasan ilmiah. Meskipun keduanya berbeda, namun sebagai tulisan yang bersifat
ilmiah terdapat beberapa ciri yang menunjukkan kesamaan antara lain:
1. hal yang dipermasalahkan berada pada
kawasan pengetahuan keilmuan
2. kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran
ilmiah
3. kerangka sajiannya mencerminan penerapan
metode ilmiah
4. tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara
penulisan karya
Karya tulis ilmiah dapat disajikan dalam bentuk laporan
penelitian, artikel ilmiah di jurnal, artikel ilmiah popular di media massa,
makalah seminar, buku, diktat, modul, maupun karya terjemahan. Dengan demikian terdapat
banyak pilihan bagi guru dalam mengembangkan profesinya melalui karya tulis
ilmiah.
B.
Karya Tulis Ilmiah Hasil Penelitian
Karya tulis ilmiah penelitian yang diprioritaskan
bagi guru adalah penelitian yang terkait
langsung dengan tugas pokok dan fungsinya serta berdampak langsung terhadap peningkatan
kualitas pembelajaran. Dalam hal ini terdapat dua macam penelitian yang dapat
dilakukan sesuai tujuan tersebut yaitu: (a) penelitian eksperimen, dan (b) penelitian
tindakan kelas (PTK) akan tetapi
untuk guru ditekankan kepada PTK karena penelitian eksperimen di tujukan untuk
peneliti ahli sedangkan guru adalah peneliti di kelas tempat dia mengajar. Akan tetapi
guru juga dimungkinkan untuk membuat penelitian eksperimen. Beberapa permasalahan yang dapat dijadikan
topik Penelitian eksperimen dan PTK antara lain:
1. Masalah pembelajaran, antara lain masalah
pengelolaan kelas, prosedur pembelajaran, model pembelajaran, pendekatan dan
metode mengajar yang inovatif dan spesifik
sesuai dengan karakteristik bidang studinya (subject specific paedagogy),
serta interaksi dalam pembelajaran untuk mengatasi masalah belajar siswa
seperti kesalahan-kesalahan belajar dan miskonsepsi.
2. Pengembangan bahan ajar seperti modul, computer assisted learning, dan alat
bantu/media pembelajaran seperti pengembangan alat peraga dan multimedia.
3. Pemanfaatan sumber belajar, antara lain
pemanfaatan perpustakaan baik cetak maupun elektronik, pemanfaatan internet,
atau sumber belajar lain di luar kelas,
4. Evaluasi proses dan hasil belajar, antara
lain evaluasi otentik termasuk penilaian portofolio, evaluasi diagnostik siswa
dengan tindakan pembelajarannya, serta pengembangan instrumen dan
penggunaannya.
Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang akibat dari adanya suatu treatment atau perlakuan. Penelitian
eksperimen dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis dengan ciri khusus: (1) adanya
variabel bebas yang dimanipulasi, (2) adanya pengendalian atau pengontrolan
terhadap semua variabel lain kecuali variabel bebas yang dimanipulasi, dan (3) adanya
pengamatan dan pengukuran terhadap variabel terikat sebagai akibat dari tindakan
manipulasi variabel bebas.
Beberapa desain penelitian eksperimen dalam bidang
pendidikan yang dapat dipilih dan disesuaikan dengan kondisi kelas sebagiamana
terlihat dalam Gambar 1.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.
Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di
dalam kelas, dan mencari jawaban ilmiah bagaimana hal tersebut dapat dipecahkan
dengan tindakan yang dilakukan. Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki
berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di
kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang
sedang belajar.
Umumnya laporan PTK menggunakan kerangka isi yang terdiri dari bagian awal, bagian isi, dan
bagian penunjang. Secara rinci kerangka tersebut adalah sebagai berikut:
Bagian Awal terdiri
dari: (a) halaman judul; (b) lembaran persetujuan dan pernyataan dari kepala
sekolah yang menyatakan keaslian tulisan dari si penulis; (c) pernyataan dari perpustakaan
yang menyatakan bahwa makalah tersebut telah disimpan diperpustakannya, (d) pernyataan
keaslian tulisan yang dibuat dan ditandatangi oleh penulis, (e) kata pengantar;
(f) daftar isi, (bila ada : daftar label, daftar gambar dan daftar lampiran),
serta (g) abstrak atau ringkasan.
Bagian Isi terdiri
dari beberapa bab yakni: (Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar
Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah melalui rencana
tindakan yang akan dilakukan, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian; (Bab II)
Kajian /Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori dan pustaka
yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan;
(Bab III) Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian yang menjelaskan tentang
prosedur penelitian; (Bab IV) Hasil penelitian dan pembahasan serta mengemukakan gambaran tentang pelaksanaan
tindakan, dimulai dari setting atau pengaturan siswa, penjelasan umum jalannya
pembelajaran diikuti penjelasan siklus demi siklus; dan (Bab V) Simpulan dan
Saran-Saran.
Bagian Penunjang yang
pada umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang
diperlukan untuk menunjang isi laporan. Lampiran utama yang harus disertakan
adalah (a) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, terutama lembar
pengamatan, b) contohcontoh hasil kerja dalam pengisian/ pengerjaan instrumen
baik oleh guru maupun siswa, (c) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain
seperti foto-foto kegiatan, daftar hadir, dan lain-lain.
Disamping disajikan dalam bentuk laporan, hasil
penelitian dapat pula disajikan dalam bentuk artikel yang dapat dimuat dalam jurnal
ilmiah. Berikut adalah contoh sistematika artikel hasil penelitian tindakan
kelas yang akan dimuat di jurnal ilmiah:
Judul Artikel
Judul artikel penelitian ditulis secara informatif,
memuat kata-kata kunci yang menggambarkan upaya perbaikan atau peningkatan
kualitas pembelajaran.
Nama Penulis
Nama penulis dicantumkan tanpa disertai gelar akademik.
Nama dengan gelar akademik lengkap dituliskan pada catatan kaki di halaman
pertama.
Abstrak
Abstrak ditulis dalam satu paragraf, panjangnya tidak
lebih dari 200 kata diketik dengan spasi tunggal dan format lebih sempit dari
teks utama. Abstrak berisi uraian singkat tentang permasalahan, tujuan,
metodologi penelitian dan temuan penelitian.
Pendahuluan
Pendahuluan tidak
harus diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak. Bagian ini
menyajikan secara singkat rasional penelitian, masalah dan tindakan pemecahan
masalah, serta tujuan penelitian. Pada bagian ini dicantumkan landasan teori
secara ringkas yang langsung menangani masalah yang diteliti, disertai rujukan pustaka
yang terjamin otoritas penulisnya.
Metode Penelitian
Dalam bagian ini disebutkan: rancangan penelitian, subjek dan objek penelitian, instrumen,
analisis/pengolahan data. Uraian
disajikan secara singkat dalam beberapa paragraf.
Hasil dan Pembahasannya
Bagian ini
merupakan bagian yang paling penting dalam artikel, yang menyajikan hasil
penelitian dan pembahasannya. Uraian berisi temuan penelitian dan
penjelasannya, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, didukung
dengan tabel, grafik, gambar, skema, atau foto. Temuan
penelitian harus berkaitan dengan masalah penelitian dan merupakan dasar untuk
mengambil simpulan dan membuat saran.
Simpulan dan Saran
Simpulan disusun berdasarkan temuan dan sesuai dengan
masalah. Simpulan merupakan jawaban singkat atas masalah penelitian. Saran
disusun berdasarkan simpulan dan sebaiknya mengacu kepada tindakan praktis atau
pengembangan penelitian lanjutan sebagai refleksi dari kegiatan pembelajaran
untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
Daftar Pustaka
Bagian ini berisikan semua sumber pustaka yang digunakan
dan diacu dalam badan artikel. Daftar pustaka ditulis sesuai dengan format tata
tulis ilmiah dan diurutkan secara alfabetis menurut nama pengarangnya.
C.
Makalah Ilmiah dalam Forum Seminar
Makalah ilmiah adalah kajian atau ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri yang disajiakan dalam bentuk tulisan. Seperti halnya karya tulis
lainnya, makalah harus mengandung permasalahan yang menuntut pemecahan, adanya
prosedur atau metode pemecahan masalah dan adanya kesimpulan pembahasan. Berdasarkan
prosedur pemecahan masalah, dapat dibedakan dua jenis makalah yakni makalah
deduktif atau makalah yang pemecahan masalahnya didasarkan atas berpikir
rasional dan atau melalaui telaah kepustakaan, dan makalah induktif atau makalah
yang pemecahan masalahnya didasarkan atas berpikir empiris melalui data dan
fakta yang diperoleh dari lapangan.
Dilihat dari sisitematikanya, pada umumnya makalah terdiri dari: abstrak,
pendahuluan, permasalahan, pembahasan masalah, dan kesimpulan dan saran. Abstrak
merupakan ringkasan makalah yang berisi antara lain: penjelasan masalah,
prosedur penulisan dan kesimpulan bahasan. Dalam makalah hasil penelitian,
abstrak biasanya terdiri dari tiga paragrap dengan spasi tunggal. Paragrap
pertama mengemukakan tujuan penelitian, paragrap kedua mengemukakan metode
penelitian, dan paragrap ketiga mengemukakan hasil penelitian.
Pendahuluan sifatnya adalah mengantarkan pembaca kepada isi uraian makalah agar
para pembaca mempunyai gambaran dan bagaimana isi makalah tersebut. Dalam
pendahuluan ini dikemukakan latar belakang penulisan makalah, maksud dan tujuan
penulisan, metode atau prosedur penulisan, isi keseluruhan makalah, dan jika
perlu sumber-sumber yang digunakan sebagai bahan penulisan.
Bagian permasalahan menjelaskan
pentingnya tema atau judul makalah, perumusan masalah, pembatasan lingkup
permasalahan (dalam konteks apa pertanyaan tersebut dibahas), dan jika dipandang
perlu dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam permasalahan tersebut.
Pembahasan masalah membahas secara sistematis berbagai alternatif pemecahan, yaitu
diikemukakan argumentasi jawaban setiap pertanyaan yang diajukan. Apabila dalam
permasalahan diajukan tiga pertanyaan yang mendasar, maka ada tiga bagian
pembahasan masalah. Setiap
bagian permasalahan mengandung berbagai kemungkinan jawaban yang mendekati
kebenaran disertai argumentasinya. Pada makalah deduktif, alternatif jawaban
masalah didukung oleh beberapa teori ilmiah dan pendapat dari para ahli
sehingga diperlukan kutipan-kutipan dari
berbagai literartur yang dijadikan acuan sumber penulisan. Adapun pada makalh
induktif jawaban masalah didasarkan atas bukti-bukti empiris yang diperoleh
dari lapangan baik hasil pengalaman sendiri maupun hasil studi dari penelitian
orang lain.
Kesimpulan pembahasan adalah sintesis dari semua alternatif jawaban yang telah
dibahas. Kesimpulan bukanlah ringkasan jawaban, melainkan generalisasi dari
semua alternatif jawaban, oleh karenanya harus konsepsional dalam bentuk
pernyataan-pernyataan ilmiah. Saran yang disampaikan harus konsepsional, bukan teknis
operasional dan jelas kepada siapa saran tersebut ditujukan. Sedangkan pada
bagian akhir makalah tuliskan daftar pustaka yang dijadikan bahan penulisan.
Apabila terdapat lampiran, tempatkanlah setelah daftar pustaka.
Peluang guru untuk menulis makalah ilmiah dalam forum seminar
amatlah besar. Sebagian besar
seminar-seminar terutama bidang pendidikan yang dipublikasikan baik melalui
media cetak, radio, brosur maupun lewat website internet memberikan kesempatan
kepada peserta untuk berpasrtisipasi sebagai pemakalah. Dalam brosur seminar bisa
didapatkan topik-topik sebagai pijakan dalam membuat makalah sesuai dengan yang
diharapkan oleh panitia. Disamping itu dapat pula ditemukan panduan untuk
menulis makalah yang akan dimasukkan dalam prosiding seperti tata tulis, jumlah
halaman maupun prosedur pengirimannya. Berikut adalah salahsatu contoh
informasi penerimaan makalah dalam sebuah brosur seminar:
Panitia menerima makalah untuk diterbitkan dalam
proseding dengan ketentuan sebagai berikut:
Judul harus mendukung tema utama ataupun tema kegiatan
dengan sistematika tulisan terdiri dari: Judul, abstrak, permasalahan dan
kajian teoritik, metodologi, hasil dan pembahasan, simpulan, dan referensi. Makalah dituylis dengan
Microsoft Word, font Time New Roman 11, spasi 1 kertas A4, jumlah maksimal 10
halaman. Makalah
dan bukti pembayaran prosiding dikirim melalui e-mail panitia: ft_unp@yahoo.com, iknfo@ft.unp.ac.id. Paling lambat tanggal 31 mei
2008. Makalah yang masuk akan dinilai kelayakannya oleh tim editor sebelum
dimasukkan dalam prosiding.
Terdapat berbagai macam pola pengiriman makalah
penyerta. Ada panitia yang menghendaki pemakalah untuk mengirimkan abstrak terlebih
dahulu untuk diseleksi kelayakannya, baru kemudian mengirimkan naskah lengkap,
namun ada yang meminta naskah lengkap mulai dari pertama. Kemajuan teknologi
informasi (misalnya melalui e-mail)
tidak menjadi penghambat bagi guru untuk mengirimkan makalah tepat waktu ke
mana saja.
Apabila guru hendak berpartisipasi sebagai pemakalah
dalam seminar hendaklah ia: (a) rajin mencari informasi tentang seminar-seminar
yang akan diadakan baik melalui media cetak, elektronik, brosur, informasi dari
teman maupun informasi lewat internet, (b) susunlah makalah sesuai dengan
kaidah ilmiah dan kirimkan segera kepada panitia seminar. Jangan lupa sertakan soft copy atau file dan pastikan file
tersebut dapat dibaca oleh komputer panitia, (c) konfirmasilah kepada panitia
tentang ”nasib” makalah yang kita kirimkan, dan (d) persiapkan presentasi
D.
Karya Tulis Ilmiah dalam Jurnal Ilmiah
Pada prinsipnya penyusunan artikel ilmiah
yang akan disajikan dalam jurnal ilmiah relatif sama dengan makalah ilmiah yang
akan disajikan dalam forum seminar. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah
”karakteristik” jurnal yang akan dituju. Hal ini penting agar naskah yang telah
disusun tidak salah alamat. Dilihat dari bidangnya dapat dijumpai jurnal-jurnal
bidang agama, ekonomi, hukum, keolahragaan, kependidikan,
kesehatan, IPA/Sains, Pertanian, Psikologi, Sastra dan Filsafat, Seni, Sosial
dan Humaniora, serta Teknik dan Rekayasa. Jurnal kependidikanpun tidak dapat disamakan
semua. Terdapat jurnal kependidikan yang berkonsentrasi pada aspek pembelajaran
semata, evaluasi, penelitian, manajemen, bidang studi (teknik mesin, sejarah,
bahasa inggris) dan sebagainya. Terdapat pula jurnal yang khusus menyajikan
hasil-hasil penelitian semata, tetapi ada pula jurnal yang mewadahi hasil-hasil
pernelitian maupun pemikiran-pemikiran konseptual. Sedangkan dilihat dari
derajat akreditasinya jurnal ilmiah dapat dikategorikan menjadi jurnal ilmiah
terakreditasi dan jurnal ilmiah tidak terakreditasi.
Hal yang tidak boleh dilupakan adalah
penyesuaian tulisan terhadap ”gaya
selingkung” dari jurnal yang dituju.
Dalam hal ini biasanya di bagian akhir jurnal selalu dicantumkan
ketentuan bagi pengirim naskah ataupun petunjuk bagi calon penulis. Petunjuk
bagi penulis tersebut merupakan panduan dalam mengajukan tulisan. Oleh
karenanaya sangat penting bagi calon penulis untuk membaca jurnal terbitan
terdahulu sebagai gambaran dalam menulis artikel ilmiah. Setelah artikel
dikirim biasanya dalam beberapa waktu penulis akan mendapatkan kembali
naskahnya dengan koreksi dari dewan redaksi. Jangan berputus asa, marah, sedih
atau mengumpat bila mendapatkan coretan yang tak terkira banyaknya. Perbaiki
dan segera kirimkan kembali untuk dapat dimuat pada penerbitan selanjutnya.
E.
Artikel ilmiah popular di media massa
Tulisan ilmiah popular yang umumnya dimuat di
surat kabar dan majalah adalah ulasan atau kajian
terhadap suatu persoalan yang hangat dibicarakan di masyarakat. Ulasan atau
kajian tersebut dapat berisi pandangan, tanggapan, harapan, dan penilaian
disertai dengan saran-saran pemecahannya. Cara menyajikan tulisan ini berbeda dengan tulisan
dalam bentuk makalah dan hasil penelitian. Dalam artikel ini tidak diperlukan
adanya kata pengantar, daftar isi, bahkan kepustakaan.
Aktifitas menulis artikel di media massa dimulai
dari munculnya ide untuk menulis suatu topik. Ide tersebut bisanya datang tak
terduga dan bisa muncul di sembarang tempat seperti saat di rumah, di kamar
mandi, di kendaraan, di depan televisi, saat sedang membaca atau sedang
melakukan kegiatan lainnya. Agar ide tersebut tidak
hilang maka sebaiknya begitu muncul ide tersebut langsung ambil secarik kertas,
dan tulislah. Setelah memiliki waktu luang kembangkan ide tersebut menjadi
tulisan.
Proses awal menulis, dimulai dengan membuat outline atau kerangka tulisan. Namun demikian sebelumnya perlu
diuji dulu apakah ide atau topik tulisan yang akan dikembangkan benar-benar
layak untuk ditulis. Beberapa pertanyaan dapat diajukan misalnya: apakah topik
tersebut benar-benar menarik, sedang dibicarakan banyak orang (aktual), dan
jika ditulis bermanfaat bagi orang lain minimal sebagai informasi. Contoh,
artikel tentang: Cara Mudah Menembus Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Topik
tersebut mungkin baik, namun demikian sudah basi karena selaksi masuk PTN sudah
berakhir.
Pertanyaan selanjutnya adalah: apakah ide atau
topik tersebut benar-benar kita kuasai atau tidak. Misalnya
ingin menyoroti pembiayaan pendidikan, namun sama sekali tidak mempunyai latar
belakang pembiayaan pendidikan, apa boleh buat mungkin ide tersebut untuk
sementara dikesampingkan. Kalau sebuah ide tersebut tidak layak dikembangkan
menjadi tulisan, lebih baik tidak usah dilanjutkan ke proses berikutnya. Jika
dipaksakan, hanya sia-sia dan mubazir.
Bila ide tersebut layak diteruskan menjadi tulisan, langkah
selanjutnya adalah mengumpulkan bahan-bahan sebagai penunjang tulisan. Bahan tersebut bisa didapatkan dari buku,
jurnal, artikel di surat kabar, hasil-hasil penelitian maupun informasi dari
internet. Makin banyak data yang dimiliki, makin leluasa penulis untuk
mengembangkan tulisannya. Namun demikian, makin banyak
informasi yang dikumpulkan terkadang membuat bingung penulis untuk
memasukkannya dalam tulisan. Oleh karenanya diperlukan kemamapuan untuk memilah
informasi yang penting, kurang penting dan tidak penting.
Setelah membuat kerangka tulisan dan menyiapkan
data penunjang, proses berikutnya adalah mulai menulis. Setiap orang punya kebiasaan menulis sendiri-sendiri. Ada yang terbiasa menulis
langsung di komputer, ada yang terlebih dulu menuliskannya di kertas baru
kemudian menuliskan di komputer, atau bahkan terbiasa dengan ketik manual
(ogleg).
Langkah pertama menulis yang perlu dilakukan adalah menentukan judul
tulisan. Judul merupakan
salahsatu kekuatan tulisan. Judul yang singkat, mangkus, dan menarik, merupakan
nilai tambah bagi tulisan tersebut untuk terus dibaca dan dipertimbangkan
pemuatannya oleh redaktur.
Selain judul, paragraf pertama tulisan juga harus
dibuat semenarik mungkin. Ini merupakan ”pintu gerbang” bagi pembaca untuk
”masuk” ke tulisan tersebut hingga paragraf terakhir. Paragraf pertama
merupakan penentu untuk paragraf-paragraf berikutnya. Dapat dinyatakan bahwa
paragraf pertama merupakan salahsatu kunci baik tidaknya tulisan tersebut,
selain sebagai penentu dimuat tidaknya tulisan tersebut. Tidak ada artinya
judul menarik tetapi paragraf pertama tidak menggugah selera pembaca untuk
meneruskan ”menikmati” tulisan tersebut.
Struktur tulisan di media massa umumnya sama,
yaitu dibagi menjadi tiga bagian. Pertama,
Pendahuluan yang merupakan pengantar tulisan tersebut. Biasanya bagian ini
terdiri dari tiga atau empat paragraf yang menjelaskan kepada pembaca tentang
latarbelakang problematik dari tulisan tersebut. Dalam beberapa alinea, pembaca
sudah harus tahu secara ringkas inti persoalan dari artikel tersebut. Kemudian
dilanjutkan dengan isi yang berisi dua hal yaitu masalah dan pembahasannya.
Tulisan diakhiri dengan penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.
Setiap menulis artikel, penulis harus benar-benar
memperhatikan kesinambungan isi dari paragraf yang satu ke paragraf yang lain. Intinya
antara paragraf yang satu dengan yang lain harus nyambung (terkait), runtut dan
saling mendukung. Oleh karenanya setelah selesai, artikel perlu dibaca
berulang-ulang untuk memastikan kesinambungan tersebut selain untuk mengecek
tata bahasanya, atau kemungkinan kesalahan pengetikan. Makin sedikit kekeliruan
huruf, kata maupun kalimat menunjukkan bahwa penulisnya teliti dan cermat serta
serius dalam menyelsaikan tulisannya sekaligus menyangkut kredibilitas penulis
di mata redaktur dan pembaca.
Hal-hal tersebut di atas adalah aspek teknis
penulisan artikel di media massa. Selain aspek tersebut, yang tidak kalah
penting diperhatikan adalah aspek non teknis agar artikel diterima dan dimuat
di surat kabar tersebut. Aspek tersebut misalnya: perlunya mengenal karakter
redatur, menjalin komunikasi dengan redaktur, mengetahui kebijakan redaksional,
mengenali karakteristik media, prosedur pengiriman artikel dan sebagainya.
Beberapa saran yang perlu diperhatikan bagi guru
yang ingin menulis di media massa antara lain:
1. Sering-seringlah membaca dan mempelajari
tulisan ilmiah yang dimuat di media massa. Perhatikan isi, sistematika, alur
pikir, gaya bahasa, tema, hingga karakteristik artikel yang diterima di media yang
dituju.
2. Jika mungkin tanyalah kepada redaktur atau
orang yang telah biasa menulis tentang syarat-syarat penulisan yang ditetapkan
media yang dituju
3. Perluas wawasan di bidang pendidikan
dengan membaca, berdikusi, mengikuti forum ilmiah atau mengamati
fenomena-fenomena yang terjadi di tengah masyarakat.
4. Jangan segan, bosan apalagi frustrasi apabila artikel atau tulisan yang dikirim ke
media ditolak atau tidak dimuat. Koreksi dan telitilah sebab-sebabnya sebagai
bahan penulisan berikutnya
5. Mulailah dengan manulis di media-media
yang cakupannya terbatas sebelum menulis di media tingkat lokal atau nasional
6. Kumpulkan informasi tentang cara
penulisan, syarat pemuatan tulisan, kriteria tulisan yang dimuat, tema-tema
tulisan yang diperlukan atau diprioritaskan media yang kita tuju.
F.
Buku Pelajaran, Diktat dan Modul
Dalam aktifitas mengajar sehari-hari tentunya guru
tidak akan asing dengan buku, diktat ataupun modul. Sangat ideal jika guru
dapat membuat buku pelajaran yang sesuai dengan keahliannya, setidak-tidaknya
membuat diktat atau modul dalam matapelajaran yang diajarkannya. Diktat
merupakan kumpulan materti pelajaran yang telah diseleksi oleh guru dari beberapa
sumber referensi lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran guru,
sedangkan modul adalah paket pembelajaran mandiri dalam menguasai suatu
kompetensi.
Beberapa langkah penting dalam menyusun buku,
diktat atau modul antara lain: (1) pelajari terlebih dulu kurikulum yang
berlaku, (2) kumpulkan bahan, data dan informasi yang diperlukan, (3) tentukan
metode dan pendekatan penulisan, (4) mulailah menulis buku, diktat atau modul,
(5) lakukan koreksi dan perbaikan.
G.
Penutup
Terdapat banyak pilihan bagi guru untuk
mengembangkan profesinya melalui karya tulis ilmiah baik melalui penelitian, artikel
ilmiah di jurnal, artikel ilmiah popular di media massa, makalah seminar, buku,
diktat, modul, maupun karya terjemahan. Dimanfaatkan atau tidak pilihan
tersebut akan sangat tergantung dari berbagai faktor. Sebagiaman teori menajemen
menyatakan bahwa perilaku akan timbul diakibatkan oleh kemampuan, kemauan
(motivasi), dan kesempatan, maka guru perlu jeli untuk menyatukan ketiga aspek
tersebut menjadi suatu energi dahsyat yang akan menjadi motor bagi peningkatan
kualitas diri dan profesinya.
Pustaka Rujukan
Aqua Dwipayana (2003) Kiat Menulis di Media. Jakarta: Global
Mahardika
Nana Sudjana dan Ulung
Laksana (2004) Menyusun Karya Tulis
Ilmiah untuk Memperoleh Angka Kredit. Bandung: Sinar baru Algesindo
Nurudin (2007) Dasar-dasar Penulisan. Malang: UMM Press
Suhardjono (2006)
Peningkatan Karir Tenaga Kependidikan khusunya dalam hal pembuatan karya Tulis
Ilmiah sebagai Kegiatan Pengembangan Profersi. Makalah. Disampaikan pada Temu Konsultasi dalam rangka Koordinasi
dan Pembinaan Kepegawaian Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Griya Astuti,
Nopember 2006
Totok Djuroto dan Bambang
Supriyadi (2007) Menulis Artikel dan
Karya Ilmiah. Bandung: Rosda
Keputusan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 84/1993 tentang Penetapan Jabatan Fungsional
Guru dan Angka Kreditnya