LANDASAN TEORI INQUIRY LEARNING PTK
LANDASAN TEORI INQUIRY LEARNING
A.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tujuan dari pendidikan itu sendiri ialah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan diatas diperlukan beberapa hal yang
harus dilakukan diantaranya yaitu strategi pembelajaran dalam mendidik peserta
didik. Strategi pembelajaran itu sendiri
sangatlah banyak, namun yang akan kami bahas dalam makalah ini ialah strategi
pembelajaran inkuiri
Strategi pembelajaran inkuiri ini merupakan strategi pembelajaran yang
yang menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak
diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator
dan pembimbing untuk siswa.
Strategi pembelajaran ini berangkat dari asumsi bahwa manusia lahir ke
dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa
ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak
lahir kedunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala
sesuatu yang bisa diindra.
Demikian tadi sedikit penggambaran dari strategi ini yang bisa
digambarkan, adapun penjelasan lebih lanjut bisa dibaca dipembahasan. Dalam
makalah ini yang akan kami bahas ialah pengertian, cirri-ciri, prinsip-prinsip,
langkah-langkah, keunggulan, dan kelemahan dari strategi pembelajaran inkuiri.
B.
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan
Trowbridge, 1973) sebagai: Pembelajaran
yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri; dalam
arti luas ingin melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin
menggunakan simbul-simbul dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri,
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Hamalik (2001:63) mengemukakan bahwa pembelajaran
berdasarkan inkuiri (inkuiri based teaching) adalah suatu strategi yang
berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dibawa ke dalam suatu
persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu
prosedur dan struktur kelompok yang digaruskan secara jelas.
Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses
mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran
siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari
bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya menemukan.
Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inkuiri
sebagai pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan
gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.
Wilson
(Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah sebuah model
proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan perilaku. Inkuiri
merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana belajar dengan menggunakan
keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan berpikir rasional (Bruce &
Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce & Bruce , Cleaf (1991)
menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas
yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran yang
berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki masalah dan
menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan prosedur yang digunakan oleh
ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-masalah dan menemukan informasi.
Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model
inkuiri sebagai proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan
kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan bahwa
esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan/suasana belajar yang
berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.
Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan
Roestiyah (1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses
discovery yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada
proses discovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya,
misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan eksperimen,
mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap
objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan
bahwa inkuiri merupakan suatu proses
yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen,
melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik
kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun
fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian,
siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti,
tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.
B. Ciri-ciri
Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa
ciri-ciri yang bisa dipahami, diantaranya:
1)
Strategi inkuiri menekankan
kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya
strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses
pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui
penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri
inti dari materi pelajaran itu sendiri.
2)
Seluruh aktivitas yang
dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya
diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan
guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan
motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui
proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru
dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan
inkuiri.
3)
Tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental.
Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri
siswa tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya
menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara
optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya
manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. Strategi pembelajaran inkuiri
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa
(student centered approach). Dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa
memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
C. Prinsip-prinsip
Dalam pelaksanaanya, strategi pembelajaran inkuiri harus
berpegang pada prinsip-prinsip yang telah ditentukan sehingga pembelajaran akan
berjalan lancar dan sesuai tujuan. Adapun prinsip Penggunaan Strategi
Pembelajaran Inkuiri:
a)
Berorientasi pada Pengembangan
Intelektual
Tujuan utama
dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan ber-pikir. Dengan demikian,
strategi pembelajaran ini selain berorientasi ke-pada hasil belajar juga
berorientasi pada proses belajar.
b)
Prinsip Interaksi
Proses
pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik inter-aksi antara
siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c)
Prinsip Bertanya
Peran guru yang
harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan
pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir.Karena itu,
kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat diperlukan.
d)
Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan
hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how
to think), yakni proses
mengembangkan po-tensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan
dan peng-gunaan otak secara maksimal.
e)
Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran
yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenar-annya.
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukannya.
D. Langkah-langkah
Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di
atas, maka langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan
model inkuiri adalah:
a.
Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana
atau iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan
agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan Mengajak
siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi merupakan langkah
yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan
kemampuannya dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak
mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
b.
Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. Dikatakan
teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan masalah itu tentu
ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang tepat. Proses
mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa
akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan
mental melalui proses berpikir.
c.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan,
tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu
sendiri akan sangatdipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki serta
keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang mempunyai
wawasanakan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
d.
Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring
informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam
strategi pembelajaran in-kuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting da-lam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan
hanya me-merlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena
itu, tu-gas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan
pertanyaan-perta-nyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari
informasi yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala
siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu
biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidak gairahan dalam belajar.
Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru hendaknya secara
terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar melalui penyuguhan
berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada seluruh siswa sehingga mereka
terangsang untuk berpikir.
e.
Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban
yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pe-ngumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah
mencar itingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji hipotesis juga berarti mengembangkan
kemampuan berpikir rasional. Artinya kebenaran jawaban yang diberikan
bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
f.
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan
adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan
gongnya dalam proses pembelajaran.
Sering terjadi, karena banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan
yang dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Karena itu,
untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang relevan.
E. Keunggulan dan kelemahan
Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi
pembelajaran yang banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan,
di antaranya:
1.
Startegi ini merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap
lebih bermakna.
2.
Startegi ini dapat memberikan
ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
3.
Startegi ini merupakan strategi
yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
4.
Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga
mempunyai kelemahan, di antaranya:
1.
Jika strategi ini digunakan
sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.
2.
Strategi ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam
belajar.
3.
Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
4.
Selama kriteria keberhasiJan
belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka
startegi ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
C. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan definisi-definisi para pakar pendidikan,
dapat disimpulkan bahwa inkuiri
merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis
data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat
secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang diberikan
guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains,
yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat
orang lain.
Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa
ciri-ciri yang bisa dipahami, diantaranya:
·
Strategi inkuiri menekankan
kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan.
·
aktivitas yang dilakukan siswa
diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self
belief)..
·
Tujuan dari penggunaan strategi
pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis,
logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari
proses mental.
Adapun prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri:
1)
Berorientasi pada Pengembangan
Intelektual
2)
Prinsip Interaksi
3)
Prinsip Bertanya
4)
Prinsip Belajar untuk Berpikir
5)
Prinsip Keterbukaan
Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di
atas, maka langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan
model inkuiri adalah:
Ø Orientasi
Ø Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki.
Ø Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji.
Ø Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Ø Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Ø Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan
adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian
hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan
gongnya dalam proses pembelajaran.
Keunggulan
Strategi Pembelajaran Inkuiri, di antaranya:
v
Startegi ini merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap
lebih bermakna.
v
Startegi ini dapat memberikan
ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.
v
Startegi ini merupakan strategi
yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya
pengalaman.
v
Keuntungan lain adalah strategi
pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga
mempunyai kelemahan, di antaranya:
§
Jika strategi ini digunakan
sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa.Strategi ini sulit dalam
§
merencanakan pembelajaran oleh
karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
§
Kadang-kadang dalam
mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.
§
Selama kriteria keberhasiJan
belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi
ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
Daftar Pustaka
Dahar, R.W. (1991). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdikbud. (1993). Kurikulum
Pendidikan Dasar GBPP Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. Jakarta: Depdikbud.
Hamalik, O. (1991). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.
Joyce, B. & M. Weil. (1980). Models of Teaching. Boston-London: Allyn and Bacon.
Lyons, J. (1995). Introduction
to Theoretical Linguistics. New York: Melbourne.
Mulyono, I. (1999). ‘Struktur Pasif Pesona Bahan Ajar
Keterampilan Berbicara bagi Pembelajar Penutur Asing Level Lanjut (Advanced)’
dalam Makalah KIPBIPA IV. Bandung:
IKIP Bandung.
Nurgiyantoro, B. (1995). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Parera, J.D. (1997). Linguistik Edukasional: Metodologi Pembelajaran Bahasa, Analisis
Kontrastif, Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Erlangga.
Ramlan, M. (1996). Sintaksis.
Yogyakarta: CV Karyono.
Roestiyah, N.K. (1998). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rusyana, Y. & Samsuri. (1976). Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Sakri, A. (1995). Bangun
Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: ITB.
Sund & Trowbridge. (1973). Teaching Science by Inquiry in the Secondary School. Columbus:
Charles E. Merill Publishing Company.
Suparman, H. et.al.
(1990). Relevansi Buku Teks Bahasa
Indonesia dengan Buku Teks Bidang Studi Lain Kelas III SD Laboratorium Unud
Singaraja. Laporan Penelitian Universitas Udayana.
Syamsuddin, A.R. (1999). Studi Wacana: Kajian Linguistik Komprehensif. Bandung: IKIP
Bandung.
Trowbridge, L.W. & R.W. Bybee. (1990). Becoming a Secondary School Science Teacher.
Melbourne: Merill Publishing Company.